Masyriq Sebagai Inspirasi dan Pemandu untuk Mengejar Pengetahuan

Persaingan antara Maghrib dan Masyriq bukan hanya sekedar persaingan politik antara dinasti  Umayyah dan Abbasiyyah. Persaingan tersebut merupakan sarana untuk mengejar dan menjadi yang terdepan dalam bidang pengetahuan. Mengenai hal ini, Anwar G. Chejne (dalam Muslim Spain: Its History and Culture (University of Minnesota Press, 1974), 148) mengatakan: 


“… From the beginning of the conquest until the middle of the eleventh century, al-Andalus looked to the East for inspiration and guidance in practically pursuits. In fact, Andalusian scholars were satisfied to emulate and imitate Eastern authors in grammar and lexicography, Qur’ānic studies, the study of Prophetic Tradition, poetry, belles lettres, … Favorable comparison with Eastern standards was generally considered the mark of excellence… Henceforth, the Hispano-Arabic scholar was satisfied only with exceeding the status of his Eastern counterpart.”


(“… Sejak awal penaklukan hingga pertengahan abad V/XI, pada kenyataannya al-Andalus melihat Timur sebagai inspirasi dan pemandu untuk mengejar pengetahuan. Sebenarnya, ulama al-Andalus puas untuk berusaha menyamai dan meniru penulis Timur dalam gramatika dan leksikografi, studi Alquran, studi hadis, syair, susastra, … Perbandingan yang menyenangkan dengan standar Timur yang secara umum dianggap sebagai tanda keunggulan… Selanjutnya, ulama Spanyol-Arab (al-Andalus) hanya puas ketika melebihi status rekan Timurnya.”)


Posting Komentar